Saturday, February 13, 2010

MENDETEKSI KERUSAKAN PONSEL DENGAN CARA MENGETAHUI KONSUMSI ARUS

Ponsel dapat hidup apabila sudah berhasil menempuh tahapan-tahapan diatas (Step 1 sampai 6), apabila salah satu dari tahapan diatas ada yang bermasalah, sudah pasti Ponsel tidak akan dapat hidup. Disaat melakukan Troubleshooting pada permasahalan Mati total, ada 4 faktor yang perlu kita ketahui baik tidaknya rangkaian tersebut bekerja, ke 4 faktor yang dimaksud adalah:
  1. PUSL, terdiri dari tegangan: PURX 1.8V, SleepX 1.8Volt, RSTX 3.8V.
  2. Baseband Regulator, terdiri dari tegangan: VCORE 1.4V, VIO 1.8V, VDRAM 1.8V, VANA, Vflash.
  3. Clocking, yang diproses oleh RF CHIP, Clock ini dihasilkan oleh Oscilator VCTXO yang diberikan tegangan kerja dari VR1 2.5V.
  4. MCU & DSP, terdiri dari CPU (UPP/RAP) dan MCU &DSP Software yang tersimpan pada IC Flash (Flash Memory).
Hasil pengukuran: 50mA = Potensi permasalahan: PUSL

Nilai konsumsi arus listrik baseband pada ponsel normal adalah 180mA-380mA. Jika hasil pengukuran nilainya hanya terdapat arus senilai 50mA maka kondisi ini menunjukkan CPU telah menerima tegangan kerjanya, yaitu VIO dan VCore hanya saja kedua  tegangan tersebut belum terkonsumsi karena CPU belum aktif sepenuhnya. CPU akan mulai aktif setelah mendapatkan tegangan perintah PURX (Power Up Reset) dari Energymanagement, oleh karena itu perlu diukur area tegangan perintah tersebut. Apabila setelah diukur ternyata tegangan perintah atau PURX tidak ada atau kurang dari 1.8Volt, maka dapat dipastikan permasalahan ada pada Energymanagenet.

Hasil pengukuran: 10 sampai 15mAmper = Potensi permasalahan: Baseband Regulator

Kondisi ini menunjukkan bahwa baseband belum menerima arus secara sempurna. Jika ketika diukur mendapatkan nilai 50mA dipastikan tegangan kerja VIO dan VCore sudah diterima oleh CPU maka nilai 10 s.d 15mA menunjukkan tegangan kerja tersebut belum sepenuhnya diterima oleh CPU. Oleh karena itu permasalahan dilokalisir pada tegangan kerja. Area yang perlu untuk dianalisa yaitu area tegangan kerja. Jika tegangan kerja VIO atau VCore tidak ada atau nilainya kurang, maka dapat diasumsikan Energy Management yang bermasalah.

Hasil pengukuran: 70mAmper = Potensi permasalahan: Clocking

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa baseband telah mengkonsumsi arus tegangan kerja dan sudah mendapatkan tegangan perintah PURX, tetapi CPU belum bisa aktif. Salah satu faktor yang dibutuhkan oleh baseband (CPU) – selain dari pada tegangan kerja dan tegangan perintah – adalah clock. Clock diteruskan ke CPU melalui RF Chip. Asumsi permasalahan tadi adalah tidak adanya clock yang masuk ke CPU. Asumsi ini disudutkan permasalahannya kepada clock oleh karena clock merupakan salah satu yang dibutuhkan oleh CPU. Area diagnose perlu diarahkan kepada area RF module. Dan ketika clock tidak keluar asumsi permasalahannya kemungkinan ada pada RF Chip atau Oscilator VCTXO.

Hasil Pengukuran: 130 turun ke 50mA = Potensi permasalahan: MCU & DSP Subsistem

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa jarum amper meter dari nilai 130mA kemudian turun menjadi 50mA. Asumsi permasalahan ini adalah bahwa sebenarnya CPU sudah sempurna mengkonsumsi arusnya, tetapi dia tidak dapat meneruskan perintahnya kepada system rangkaian yang lain. Keadaan ini dimungkinkan karena adanya data yang tidak mampu diterjemahkan oleh CPU sehingga tidak dapat melanjutkan perintahnya. Jika kondisinya demikian asumsi permasalahannya ada 2 kemungkinan: 1. Core Proccesornya bermasalah, 2.  data firmware yang corrupt sehingga tidak mampu untuk diterjemahkan ke dalam system kerja ponsel.

Hasil pengukuran: 180mA turun ke 100mA = potensi permasalahan: Flash Memory

Hasil pengukuran amper meter menunjukkan bahwa konsumsi arus ponsel senilali 180mA lalu turun secara perlahan ke nilai 100mA. Jika dilihat dari nilai konsumsi baseband ponsel normal adalah 180mA, maka dipastikan bahwa CPU ponsel tersebut sudah bekerja, tetapi dia tidak dapat melanjutkan proses dari system yang seharusnya. Asumsinya adalah bahwa CPU sudah dapat bekerja tetapi dia tidak dapat mendeteksi data yang harus diteruskan kepada system rangkaian yang lain, oleh karena itu jarum amper kemudian turun secara perlahan hal ini disebabkan CPU tidak dapat melanjutkan proses kerjanya sehubungan dengan data yang tidak dapat diterima. Area yang dapat dilokalisir adalah area dimana data tersebut disimpan. Data dalam hal ini disimpan pada CMT Flash, oleh karena itu karena data yang tidak dapat ditemukan oleh CPU maka asumsinya adalah CMT Flash yang bermasalah.

mati total karena PURX

Sebelum saya membongkar Ponsel ini, pertama kali saya mengukur konsumsi arusnya. Hasil pengukuran konsumsi arusnya sebesar 40mAmper, dengan hasil seperti ini sudah dipastikan semua tegangan kerja yang dibutuhkan RAP sudah terpenuhi, seperti: VIO, VCORE, VANA, VDRAM, VR1. Karena nilai konsumsi arus 40mAmper ini merupakan hasil akumulasi dari arus tegangan2 diatas .

Selanjutnya saya cek lagi menggunakan Flasher Box, apakah RAP ponsel ini dapat melakukan Booting atau tidak. Tentunya saya harus melakukannya, karena secara logika, apabila semua tegangan kerja dan Clock yang dibutuhkan oleh RAP ini sudah ada, maka seharusnya RAP sudah dapat melakukan Booting.

Apabila setelah di Cek menggunakan Flasher Box ternyata proses Booting dapat berhasil, maka dipastikan permasalahannya justru hanya Softwarenya saja.

Akan tetapi hasil pengecekan dari Flasher Box ini, RAP tidak dapat Booting, disana muncul pesan Error “CMT 1st Boot err : Bad Resp RAPx,”. Dengan pesan error ini, sudah dapat dipastikan bahwa RAP tidak dapat bekerja.
Ponsel langsung saya bongkar saja, karena perlu saya ukur syarat-syarat kerja RAP. Akan tetapi saya sudah tidak perlu lagi untuk mengukur tegangan kerjanya (VIO & VCORE). Disini saya tinggal mengukur tegangan perintahnya,  dan mengukur RF Clock 38.4mHz. PURX dan SleepX merupakan nama tegangan perintah, tegangan ini berbeda dengan tegangan kerja, dimana tegangan ini bukan digunakan sebagai tegangan Energy yang dibutuhkan RAP.
Sebelum saya mengukur PURX dan SleepX, saya ukur dulu RF Clocknya. Ternyata hasil pengukurannya, RF Clock pada masukan RAP tidak bermasalah (ada sebesar 38.4mHz). selanjutnya saya ukur PURX, karena tegangan PURX merupakan tegangan perintah yang dibutuhkan oleh RAP. Tanpa PURX, walaupun semua tegangan dan Clock yang dibutuhkan RAP sudah memadai, RAP tidak akan dapat bekerja, karena tegangan PURX digunakan untuk me-Reset RAP atau tegangan perintah agar RAP dapat bekerja. Ternyata hasil pengukurannya, tegangan PURX tidak ada, seharusnya tegangannya sebesar 1.8Volt.

Kesimpulan hasil analisa

Ponsel mati Total karena RAP tidak mendapatkan tegangan perintah dari PURX, sehingga RAP tidak dapat di RESET oleh RETU. Tegangan PURX diberikan oleh RETU sebesar 1.8Volt, maka langkah yang harus saya lakukan adalah mengganti IC RETUnya.

Setelah RETU saya ganti, kemudian saya ukur tegangan PURXnya, dan hasilnya mantap (tegangannya ada sebesar 1.8Volt), selanjutnya untuk memastikan bahwa RAP sudah dapat aktif (dapat melakukan Booting) kembali saya ukur lagi konsumsi arusnya, hasil pengukuran konsumsi arusnya sebesar 100mAmper lalu turun menjadi di kisaran 60-80mAmper. Hasil pengukuran ini dapat dipastikan bahwa RAP sekarang sudah dapat melakukan Booting (RAP sudah aktif), untuk memastikannya selanjutnya saya cek lagi menggunakan Flasher Box, hasilnya adalah: “1st Boot OK”, “2nd Boot OK”, “CMT ALG Boot OK”. Dengan hasil seperti ini, dapat dipastikan RAP beserta Memory Flash (CMT & CMT SDRAM) sudah dapat bekerja dengan baik. Untuk memastikan Ponsel ini sudah hidup, saya klik “Info”, dan hasilnya Flasher Box dapat membaca semua informasi yang ada di Ponselnya, dengan langkah ini dapat dipastikan Ponsel sudah dapat Hidup dengan baik.

Hasil Selftest passed, tapi signal masih bermasalah

Kronologis & keluhan :
Ponsel langsung saya dapatkan dari User, bahkan Ponsel tersebut masih ada segel garansinya. Ponsel ini tidak ada signalnya, saya cek melalui pengaturan pemilihan jaringan secara manual, tidak satupun operator ditemukan.
Terfikirkan oleh saya
Ponsel ini bermasalah pada bagian Receivernya
-          Mungkin Front End Modulenya (Antenna Switch & PA)
-          Mungkin Loop Filternya
-          Mungkin IC Rfnya
Langkah analisa
Seperti biasanya, sebelum saya membongkar Ponselnya, selalu saya cek terlebih dahulu menggunakan fasilitas Selftest pada UFS HWK untuk melokalisir permasalahannya. Setelah saya cek ternyata result Selftestnya  semua yang mengandung ST_CDSP “Passed” semua. Dapat dipastikan dari hasil Selftest ini, semua syarat kerja RF Proccesor tidak ada yang bermasalah, syarat kerjanya diantaranya: Supply Regulator RF, Control VCO & Loop Filter (PLL), RFBUS data, RFBUS Enable, RFBUS Clock, RX ResetX, TX ResetX . maka saya sudah tidak perlu lagi untuk mengukur satu persatu syarat-syarat kerja RF Proccesor ini, karena semuanya sudah dapat bekerja dengan baik.

Dapat disimpulkan dari analisa diatas, bahwa bagian RF Proccesor dan Baseband tidak ada yang bermasalah. Sekarang saatnya saya langsung melacak permasalahan di area Front End, karena bagian ini memang tidak dapat terlacak oleh Selftest. Jadi walaupun Result dari Selftestnya Passed semua, belum tentu wilayah rangkaian Front Endnya bagus.
Ada hal yang membuat saya kecewa, yaitu keterbatasan alat yang saya miliki. Spectrume Analizer namanya, alat ini dapat kita gunakan sebagai alat ukur Spektrum Frekuensi pada bagian Front End Module. Walaupun saya sudah mempunyai Osciloscope yang mempunyai Bandwith paling besar (100mHz), tapi sungguh tidak mungkin dapat saya gunakan untuk melokalisir permasalahan Front End Module ini. Sudah jelas sekali selisihnya besar sekali, yang akan saya ukur frekuensi sebesar 900mHz sementara Osciloscope ini hanya mampu maksimal 100mHz. Jadi…. mau tidak mau, saya harus melokalisirnya secara trail & Error.
Karena masalah Ponsel ini pada bagian Receivernya, jadi saya langsung saja melacak permasalahannya pada bagian Front End Module RX. Ada beberapa kemungkinan kerusakannya, diantaranya: Antenna Switch, SAW Filter atau Ballun. Untuk menentukan permasalahannya, saya langsung saja men-Jumper (bypass Front End) dari Antenna langsung ke Input IC RF. Saya dapat melakukan hal ini karena pada Nokia BB5, LNA (Low Noise Amplyfier) sudah tersimpan didalam IC Rfnya, LNA ini fungsinya sebagai penguatan awal pada signal Receiver yang diterima dari Antenna. Oleh karena itu, rangkaian Front End Module ini hanya difungsikan sebagai filter saja, walaupun saya mem-Bypass rangkaian Front End Modulenya, tidak akan berpengaruh besar pada fungsi Receiver signalnya.
Kesimpulan hasil analisa
Ponsel ini bermasalah karena IC FEM (Front End Module). Komponen ini berbeda dengan PA biasanya, komponen ini merupakan gabungan dari Antenna Switch dan TX Power Amplifier. Antenna Switch ini berfungsi sebagai Duplexer, maka apabila bermasalah dapat mengakibatkan Receiver  tidak dapat berfungsi dengan baik.
Diakalin
Sebetulnya, langkah penyelesaian yang seharusnya, saya mengganti Font End Modulenya. Akan tetapi karena Front End Module ini sebagian besar masih mampu bekerja dengan baik, khususnya pada TX Power Amplyfiernya, maka saya cukup men-Jumper / Bypass Front End Module pada bagian Receivernya saja.
Untuk mem-Bypass Font End Module ini, saya perlu mengetahui dulu jalur Receiver (RX) pada Frequency 900Mhz yang akan masuk ke IC RF. Tentunya saya dapat mengetahuinya dari Skema diagram. Disana terdapat jalur INP_900 dan INN_900, kedua jalur tersebut adalah jalur Input pada Band 900Mhz, INP adalah Input Positif sedangkan INN adalah input Negatif. Untuk Band yang 850, 1800 dan 1900 saya acuhkan, karena ke tiga Band ini tidak akan pernah digunakan di Indonesia.
Kemudian saya tinggal mencari dimana saya akan menyolderkan kawat jumpernya, tentunya tidak mungkin saya jumper ke kaki IC-nya langsung, jadi saya perlu mencari komponen yang terhubung pada jalur ini. Kebetulan disana ada komponen L, yaitu L7504 yang terpasang diantara jalur SAW Filter Z7504 dan IC AHNE. Nah.. sekarang muncul pertanyaan dikepala saya, apakah saya harus men-Jumper ke kaki L yang atas (INP_900) atau ke kaki yang bawah (INN_900). Karena sebetulnya kedua jalur tersebut pada dasarnya sama saja, hanya saja fasenya berbeda, maka saya langsung saja men-Jumper ke kedua kakinya.

Selanjutnya saya solderkan ujung kawat satunya lagi ke konektor Antenna. Setelah proses Jumper selesai lalu saya coba lagi Ponselnya. Ternyata signalnya keluar walaupun kurang stabil signalnya, hal ini disebabkan karena saya melewati SAW Filternya, sehingga fase signalnya tidak dapat dipisahkan oleh SAW Filter. Maka sekarang saya pindahkan Jumperanya jadi ke jalur Input SAW Filter, yaitu ke jalur “UNBAL_IN” di kaki SAW Filternya. Setelah saya coba lagi Ponselnya, sekrang signalnya lebih stabil dari sebelumnya. Sengaja saya melakukan jumpernya dua langkah, pertama ke sebelum SAW lalu langkah kedua saya pindahkan ke sesudah SAW Filter, hal ini sengaja saya lakukan untuk memastikan permasalahannya bukan pada SAW Filternya. Sebab apabila setelah saya pindahkan jumpernya ke sebelum SAW Filter lalu signalnya tidak ada, maka dipastikan SAW Filter ini bermasalah. NAH sekarang anda sendiri yang menyimpulkannya........sambil belajar SELAMAT BELAJAR

Wednesday, February 10, 2010

Konsumsi Power dan Mode Operasi Nokia BB5 Single Engine (RAPGSM)

Konsumsi Power dan Mode Operasi

Ponsel mempunyai status (Mode) yang berbeda: Power Off Mode, Sleep Mode & Active Mode.
Power Off Mode, dalam status ini Ponsel dalam keadaan tidak aktif (mati), Power (VBAT / Tegangan Battery) diberikan ke RETU, TAHVO, PA, HWA Camera, Bluetooth, AHNE. Konsumsi arus yang digunakan adalah hingga 200uAmper.


Sleep Mode, status ini, Ponsel dalam keadaan hidup akan tetapi sedang tidak dioperasikan. Ponsel akan masuk kepada Sleep Mode apabila setelah 5-10 detik sudah tidak digunakan atau dioperasikan. Ponsel akan keluar dari Sleep Mode dan masuk kepada konsisi Aktif Mode apabila terdapat beberapa instrupsi, seperti: koneksi Charger, Key press (Keypad), koneksi headset, tlp/sms masuk, dll.

Dalam Sleep Mode, MCU dan DSP yang terdapat pada RAP adalah dalam Stand by Mode. Sleep dikontrol oleh RAP. Ketika SLEEPX mengeluarkan signal rendah yang kemudian terditeksi oleh RETU dan TAHVO, maka Ponsel akan masuk kepada kondisi sleep mode. Dalam kondisi ini VCORE dalam kondisi rendah (1,2 Volt) turun sekitar 0,2Volt, sedangkan VIO dan VDRAM tetap pada 1.8Volt. VR1 yaitu tegangan yang diberikan kepada VCTXO akan menjadi sangat rendah, karena dalam mode ini System Clock 38.4MHz tidak akan dapat dihasilkan oleh VCTXO. Sebagai acuan Clock untuk kebutuhan Baseband, Clock akan diberikan oleh Sleep Clock Oscilator yang dapat menghasilkan 32,768kHz.
Apabila SLEEPX=1 (High) terditeksi oleh RETU dan TAHVO, maka akan memasuki kondisi Aktif Mode. Semua fungsi akan diaktifkan, VR1 untuk VCTXO akan aktif (2.5Volt) juga VCORE akan menuju kepada 1.4 Volt.
Konsumsi arus yang dibutuhkan dalam kondisi Sleep Mode sangat rendah sekali, sekitar 20mAmper saja, sedangkan dalam kondisi Aktif Mode akan membutuhkan konsumsi arus sampai 200mAmper, bahkan akan lebih dari itu apabila Ponsel tersebut dalam Burst Reception, Burs Transmission, juga DSP bekerja,dll. Salah satu konsisi (Sub-State) dalam Mode Aktif adalah FM Radio, karena RETU, TAHVO dan FM Radio hidup. Sirkuit FM Radio dikontrol oleh MCU dan Clock yang dihasilkan dalam RAP. VR1 pun akan berjalan.


Dalam operasi normal, BaseBand diberikan tegangan dari Battrey sebesar 3.6 - 4.0Volt. Battery tersebut harus mampu memberikan kapasitas nominal arus sampai 720mAmper.
BaseBand berisi beberapa komponen yang mengontrol distribusi tengan (Power) keseluruh sistem Ponsel keculai PA (Power Amplyfier), yang mana memiliki jalur tegangan sendiri dari VBAT (Battery). Battery memberikan Ponsel secara langsung keseluruh bagian sistem: RETU, TAHVO, PA, HWA Camera, Bluetooth, AHNE, LED Driver, IR Module, Vibra.
Sistem distribusi tegangan dikontrol oleh 2 ASICs, disebut RETU dan TAHVO. seluruh tegangan pada Hardware Ponsel dapat diberikan oleh 2 ASICs tersebut, RETU dan TAHVO biasa juga disebut dengan Energy Management. Seluruh fungsi Power Up Hardware dapat tidak terlaksana jika Tegangan Battery kurang dari 3Volt.

BaseBand diberikan dari 6 Regulator berbeda yang berada dalam RETU dan TAHVO (VCORE, VANA, VIO, VAUX, VDDRAM, dan VSIM), yang menyediakan nominal tegangan dan arus dapat diperlihatkan pada tabel 1. Untuk tegangan aksesoris yang akan dihubungkan ke system konektor, akan diberikan tegangan VOUT sebesar 2.5Volt. Sedangkan untuk tegangan USB diberikan oleh TAHVO melalui VBUS sebesar 5Volt.


MMC/Micro SD dan kamera yang menggunakan HWA (Hardware Accelerator) mempunyai regulator tersendiri.VMMC, yaitu teganan kerja untuk MMC, dihaslkan oleh N3200. sedangkan VDIGCAM, yaitu tegangan kerja untuk kamera, dihasilkan oleh DC-DC Converter N3300.



RETU juga yang akan memberikan tegangan VR1 (2.5Volt), VRCP1 (4.7Volt), VRCP2 (4.7Volt), VREF (1.35 Volt) untuk Modul RF. AHNE juga diberikan tegangan dari VBAT (Battery).



RETU memiliki Real Time Clock (RTC), yang diberikan tegangan dari RTC Backup ketika Battery telah dilepaskan. RTC Backup merupakan Battery Rechargeble dan itupun di isi oleh RETU ketika battery utama atau charger telah diputus.



CLOCK DISTRIBUTION

Signal clock utama (System Clock) untuk Baseband dihasilkan dari Voltage Temperature Control Oscilator (VCTCXO). Oscilator ini dapat menghasilkan gelombang signal Clock 38.4MHz, yang kemudian signal tersebut akan diteruskan kepada AHNE melalui pin OSCIN. Di dalam AHNE clock frekuensi tersebut dibentuk kembali kemudian diberikan ke RAPGSM melalui pin RFCLCKP dan RFCLKN.

RAPGSM mempunyai Slicer Clock didalamnya, untuk MCUPLL dan DSPPLL, dimana signal Clock adalah Clock yang dikalikan maksimal 40MHz untuk MCU dan maksimal 130MHz untuk DSP. CTSI blok didalam RAP akan menghasilkan Clock 2.4MHz untuk CBUS, dan 38.4MHz untuk kontrol Bus IC RF. Internal PLL pada RAPGSM juga yang akan menghasilkan signal clock untuk yang lainnya yang membutuhkan clock, misalkan: MMC, SIM, CCP & I2C untuk kamera dan COMBO Memory.


System Clock 38.4MHz dapat dihentikan ketika Sleep Mode, dengan menonaktifkan tegangan untuk VCTCXO (VR1) yang dihasilkan oleh RETU. VCTXO dapat diaktifkan atau di nonaktifkan oleh kontrol signal SLEEPX.

RETU menyediakan Sleep Clock 32.768KHz untuk penggunaan internal clock RAP, dimana dalam status Sleep Mode, System Clock dalam keadaan tidak aktif, maka sebagai gantinya Sleep Clock 32.768KHz yang akan memberikan Internal Clock kepada RAP.


SMPS Clock 2.4MHz adalah jalur Clock dari RAPGSM ke TAHVO digunakan untuk singkronisasi pada Mode regulator dalam keadaan aktif. Dalam keadaan Sleep Mode, VCTCXO akan tidak aktif (Off), isyarat ini akan memulai pada status ‘0’.

Bluetooth juga membutuhkan Clock untuk dapat befungsi, Signal Clock ini diberikan AHNE sebesar 38.4MHz


TAHVO dapat memberikan Clock 600KHz, sumber clock ini diberikan dari RC Oscilator internal di dalam TAHVO. Clock 600KHz biasanya digunakan untuk SMPS APE VCORE, akan tetapi dalam ponsel Nokia yang menggunakan RAPGSM, tidak memiliki SMPS APE VCORE, maka Clock ini tidak akan digunakan.

POWER UP RESET
Power up dan reset di kontrol oleh RETU dan TAHVO. ponsel dapat hidup dengan cara sebagai berikut:
  • Menekan Switch On/Off, yang dimaksud adalah Grounding pin PWRONX dari RETU.
  • Sambungan Charger ke input Charge Ponsel
  • RTC Alarm, RTC telah diprogram untuk memberikan alarm

Setelah menerima salah satu signal tersebut, RETU mulai memasuki Reset Mode. Kemudian Watchdog mulai menghitung (Aktif), dan jika voltase battery dan BSI telah sesuai selanjutnya RETU akan memulai penundaan (Delay) 200us. Dalam waktu yang bersamaan, signal RSTX dari RETU akan diberikan ke TAHVO untuk mengaktifkanTAHVO. Setelah waktu penundaan tersebut terlewati, RETU akan mengeluarkan tegangan: VANA, VIO, VR1 dan VDRAM. Sedangkan TAHVO akan mengeluarkan teganan VCORE. Kemudian jalur PURX (Power Up Reset) menentukan masa rendah untuk 16ms. Reset tersebut, PURX kemudian memberikan ke RAPGSM untuk melakukan reset MCU dan DSP. Selama tahap reset tersebut, RETU memerikan perintah ke regulator VCTCXO tanpa melihat status dari signal input sleep kontrol ke RETU.

POWER UP DENGAN TOMBOL POWER

Ketika tombol power ditekan, RETU dan TAHVO memasuki urutan power up. Dengan menekan tombol power tersebut akan membuat pin PWRONX dalam RETU kena Ground. Signal PWRONX bukan bagian dari keypad matrix. Tombol power hanya terhubung kepada RETU. Berarti ketika menekan tombol power, membuat perintah yang dihasilkan RAP untuk menghidupkan MCU. MCU kemudian membaca perintah register RETU kemudian mengirimkan pesan perintah PWRONX. Kemudian MCU membaca status signal dari PWRONX dengan Control BUS (CBUS). Jika signal PWRONX tetap rendah untuk waktu tertentu maka MCU menganggap ini perintah power yang valid (benar) dalam sistem dan dilanjutkan dengan inisialisasi Software dari Baseband. Jika tombol power tidak di indikasikan sebagai power yang valid maka MCU mematikan system baseband kembali.
POWER UP KETIKA CHARGER TERHUBUNG

Dimana untuk dapat mendeteksi atau memulai charging dimana batre utama harus benar – benar belum di charge (empty) dan karenanya TAHVO tidak mempunyai suply (NO_SUPPLY atau RETU BACKUP mode) charging di control oleh START-UP CHARGING circuitry.


Dimana tingkat VBAT terdeteksi dibawah master reset (Vmstr-) charging di control oleh START_UP charge circuitry. Mengkoneksikan charger agar VCHAR input naik deteksi charger, VCHdet+ oleh deteksi star up kemuadian mulai charging. TAHVO menghasilkan 100mA arus output tetap dari voltase koneksi output charger. Sebagaimana batre di charge maka voltase nya naik, dan ketika tingkat voltase VBAT lebih tinggi dari limit master reset (Vmstr+) START_UP charge di hetikan.


Memantau tingkat voltase VBAT telah selesai oleh blok charge control (CHACON). MSTRX=’1’ signal reset output (internal to UEM) diberikan ke TAHVO RESET block ketika VBAT>Vmstr+ dan UEM masuk dalam urutan reset.


Jika VBAT terdeteksi turun dibawah Vmstr- ketika charging start up, charging di hentikan. Akan restart jika baru naik diatas batas VCHAR input terdeteksi (VCHAR rising above VCHDET+).
POWER UP KETIKA BATTERY TERHUBUNG


Baseband dapat hidup dengan koneksi battery dengan tegangan cukup. Ketika tegangan battery terditeksi RETU dan TAHVO akan memasuki tahapan reset


  • Ponsel akan aktif dalam “LOCAL MODE” dengan setting BSI resistor 3.3kOhm
  • Ponsel akan aktif dalam “TEST MODE” dengan setting BSI resistor 6.8Ohm


Mode ini sering kali dibutuh disaat proses pemrograman (Flashing).

RTC POWER UP ALARM
Jika ponsel dalam POWER_OFF mode ketika RTC alarm terjadi wake up prosedur. Setelah baseband hidup perintah di berikan ke MCU. Ketika RTC alarm terjadi dalam ACTIVE mode mengahasilkan perintah untuk MCU.

POWER OFF
Baseband akan nonaktif jika seluruh ketentuan telah benar
·Tombol power di tekan
·Tegangan battery terlalu rendah (VBATT=3.2 V)
Prosedur mematikan power di control oleh RETU.

SELAMAT BELAJAR 




Pengukuran TEGANGAN PADA Nokia DCT-4

Pada Pengukuran Nokia DCT-4 kali ini, kita coba melakukan pengukuran pada Nokia 9500 (RA-2).

9500 Communicator adalah ponsel DCT-4 Dual Engine yg kompleks memiliki Block CMT & Block APE.



Dimana dalam hal ini CMT (Cellular Mobile Telephone) adalah Block yg mengatur segala fungsi utama dari suatu ponsel, misalnya system kerja Signal, Audio,SIM Card, dsb..

Sedangkan APE (Application Processor Engine) adalah Block yg mengatur Aplikasi & Multimedia (LCD, Kamera, MMC, dsb) yg merupakan fungsi tambahan dari suatu Ponsel.. Dalam hal ini Bagian dalam dari 9500 adalah termasuk dalam APE Block.

http://img242.imageshack.us/img242/8046/9500pcbsg1.jpg

CMT Block terdiri dari UPP sbg Processornya & NOR Flash disebelahnya sbg memorynya.

Sedangkan APE Block terdiri dari OMAP sbg Processornya & NAND Flash (MDOC) sbg Memorynya, Serta SDRAM sebagai Memory Akses guna mempercepat akses data dari OMAP ke MDOC.
SDRAM sbg Memory Penampung (Buffer), yaitu menampung Aplikasi yg sedang dijalankan.
Misalnya dari Ratusan Aplikasi yg terinstall baik di Internal Memory (MDOC) maupun di External Memory (MMC), maka aplikasi yg sedang berjalan di taruh di SDRAM. Saat HP dimatikan maka data di SDRAM akan ikut hilang, sedangkan pd MDOC tdk akan hilang, kecuali terhapus oleh S/w Flasher, maupun karena kecelakaan (benturan, kena air, atau short).

Kerusakan Matot, No Signal, umum disebabkan oleh bagian CMT. (UPP & Rangkaiannya)

Sedangkan kerusakan Kamera, LCD Blank Putih, Hank, MMC, dll, umum disebabkan oleh bagian APE. (OMAP & Rangkaiannya)


Yg akan kita bahas disini adalah pengukuran yg dibutuhkan oleh komponen 2 tsb. Belum tentu komponen tsb rusak, barangkali saja tegangan yg terputus sehingga komponen jd tdk bekerja..
Sumber Utama tegangan adalah dari UEM dibantu dgn Regulator2 lain yg terpisah yg perlu kita kenal lebih lanjut.

1. Pengukuran Tegangan utk CMT Block.
2. Pengukuran Tegangan utk APE Block.

Pengukuran tegangan Pada CMT Block :

(1) Konsumsi Tegangan utk UPP (1st boot) :

Cek VR3=2,8V di L7500 adalah Tegangan VXO utk 26Mhz Crystal. Jika VR3 tdk keluar --> Crystal 26 Mhz jd tdk bekerja --> UPP juga jd tdk bekerja karena tdk dpt Clock.

VANA = 2,8V di C2216 adalah Tegangan utk UEM sendiri yaitu bagian Audionya. Bisa menyebabkan masalah Contact Service, No Signal, No Audio karena bagian Audio pd UEM tdk bekerja.

VFLASH1 = 2,8V di C2220 , Adalah tegangan utk IC SMPS Regulator 1,57V utk OMAP. Jika tdk Keluar OMAP tdk bekerja, HP Blank Putih. VFLASH1 ini diperlukan utk membuat Rangkaian SMPS N4201 bekerja mengeluarkan VCoreA=1,57V yg dibutuhkan OMAP.

VCORE = 1,57V di C2880, adalah tegangan inti/Core utk UPP. Jika tdk keluar, sdh jelas UPP tdk berfungsi, HP jd matot. 1st boot error.

VIO = 1,8V di C2885, adalah tegangan Input/Output utk komponen yg memiliki akses keluar masuk data spt IC Flash, UPP, OMAP, LCD, Regulator2, dsb. Jika VIO tdk keluar, HP akan matot.

Jika tegangan diatas terpenuhi, pertanda supply tegangan utk UPP sdh cukup. Baru lanjut pengukuran Clock utk UPP dgn Frequency Counter/ Oscilloscope

26 Mhz di Crystal 26 Mhz G7501, pin3. Jika tdk ada sdgkan VR3 sdh keluar, pertanda G7501 rusak.
RF Clock 26 Mhz di R2902 menuju CPU. Jika tdk ada 26Mhz dgn Amplitudo 1Volt, maka masalah di IC RF & jalurnya ke UPP.

Jadi syarat kerja UPP berupa tegangan dan Clock sdh dpt diukur, maka HP seharusnya sdh bisa di flash menggunakan Box Flasher dan kbl FBUS.

(2) Konsumsi tegangan utk NOR Flash AMD (2nd boot)

Cek Supply Power utk NOR Flash dari UEM yaitu :

VIO = 1,8V di C2885
VPP = 2,8V saat flashing...

Hal2 lain yg perlu pula dilakukan pengukuran adalah :

32 Khz di J2802. Bila tdk ada signal Sleep Clock ini maka UPP dpt bekerja. HP dpt diflash lancar.Namun tetap matot. Karena saat Startup Ponsel membutuhkan Sleep Clock 32Khz ini.

Ukur Signal PURX= 2,8V di R4802. Signal PURX(Power Up Reset) adalah signal dari UEM untuk membangunkan/Menstartup UPP. Jika tdk keluar maka perlu dicek UEM, dan UPP jd tdk bekerja karena tdk mendapatkan signal PURX ini.

Cek pula jalur BSI dari Batt ke UEM. Jika bermasalah rangkaian jalur BSI ini menyebabkan HP tdk akan menyala. BSI (Batt Size Info). Tanpa BSI HP tdk akan mau menyala. resistansi BSI dpt diatur sehingga bisa Normal Mode (menyala Normal), Local Mode. Maupun test Mode.

Pengukuran Tegangan utk APE Block
(1) Konsumsi tegangan utk OMAP

OMAP banyak membutuhkan tegangan, selain dari UEM juga dari Regulator APE lainnya. Jika ada satu saja teg. yg tdk diterima oleh OMAP, menyebabkan masalah pada Communicator tsb.

Regulator OMAP:
UEM (VIO, VFlash1)
V15=1,57V
V18=1,8V
V28=2,8V

1. Cek 1,57V from SMPS N4201 di C4203. Tegangan inti utk OMAP. Jika tdk keluar cek N4201 tsb. Hal ini dpt menyebabkan OMAP tdk berfungsi, karena No 1,57V Supply . N4201 juga membutuhkan VFLASH1 agar dpt mengeluarkan teg. 1,57V tsb.

2. Cek 1,8V di C4211 utk OMAP. Jika bermasalah cek IC N4202

3. Cek 2,8V di C4202 utk OMAP. Jika Bermasalah cek IC N4490

Apabila ada teg. yg tdk keluar. Maka bisa dilakukan jumper ke teg. yg sama besar.

Misalnya 1,57V di C4203 utk OMAP tdk keluar, maka jumper C4203 tsb ke VCORE=1,57V di C2880
1,8V tdk keluar Jumper ke VIO=1,8V
2,8V tdk keluar Jumper ke VANA atau VFlash1 =2,8V

Jadi intinya agar OMAP dapat tegangan2 yg dimaksud tsb, entah berasal darimana. Yg penting dapet & sama besar http://www.forum-gsmrepair.com/images/smilies/14.gif

(2) Konsumsi tegangan utk SDRAM

Cek Tegangan V18=1,8V di C5083 dari N4202 tadi. SDRAM membutuhkan tegangan 1,8V dari N4202. Jika tdk keluar, maka SDRAM tdk bekerja, HP Blank. Solusi jumper C5083 ke teg. 1,8V lainnya.

Cek dgn Selftest JAF/UFS/MTBOX, ST_APE_RAM_TEST. Jika Failed pertanda SDRAM bermasalah, atau tdk dpt tegangan.

(3) Konsumsi tegangan utk MDOC

Cek tegangan V18=1,8V di C5000 dari N4202 tadi. Jika tdk maka MDOC tdk akan bekerja karena tdk mendapatkan teg. inti 1,8V . Solusinya jumper C5000 ke teg. lain yg besarnya 2,8V(VFlash1/VANA)

Cek tegangan V28=2,8V di C5001 dari N4490 tadi. Jika tdk maka MDOC tdk akan bekerja karena tdk mendapatkan teg. I/O 2,8V. Solusinya jumper C5000 ke teg. lain yg besarnya 2,8V(VFlash1/VANA)

Periksa juga R5000 & R5001 yg besarnya masing2 10 K Ohm... Bad Solder/tdk?

Bilamana tegangan2 yg dibutuhkan ada, maka seharusnya HP bisa diflashing ADSP, APE Variant&User Disknya dgn Media USB Flashing, apabila tdk ada kerusakan komponen APE tsb.

Demikianlah sekilas pengukuran teg. yg dibutuhkan oleh Ponsel tsb. Semoga bermanfaat.

CARA MENGUKUR TEGANGAN PADA PONSEL DCT-3

Alat-alat yang dibutuhkan :

1. Multitester Digital/Analog, lebih bagus Digital, karena hasilnya lebih akurat terbaca.
2. DC Power Supply, diatur Voltagenya antara 3,6V - 4,1 Volt.
3. Kabel jumper. (Utk PCB yg Connector Batterenya terpisah, maka kabel jumper hrs disolder ke PCB (Kutub Batt + dan -) baru dihubungkan ke Power Supply.
Persiapan Pengukuran :

1. Nyalakan Power Supply, atur tegangannya 3,6 s/d 4,1 V.
2. Solder 2 buah kbl jumper, satu kabel di Kutub + Batt (Boleh juga di C165), dan satu kabel lagi di kutub Batt - atau di GND mana saja. lalu kedua kabel tsb dihubungkan ke Power Supply

I. Pengukuran Tegangan pada Ponsel Nokia DCT3 (Ct : 8210/8250)


Tegangan penting yg harus diukur :

1. Power ON di Switch On/Off = 3,6V s/d 4,1 V
2. VBB = 2,8 V
3. VCore = 1,8 V
4. VCP = 4,8 V
5. VCOBBA = 2,8 V
6. VREF = 1,5 V
7. VXO = 2,8 V
8. PURX = 2,8 V

Power On : Tegangan dari batt --> CCONT -> Saklar.
VBB (Voltage BaseBand) = Teg. untuk bagian baseband spt IC UI, CPU, LCD, COBBA, IC Flash, dll
VCore = Tegangan Digital utk CPU sbg Processor.
VCP = Voltage Charge Pump, teg. untuk IC Regulator ke VCO & IC RF
VCOBBA = teg. Digital untuk IC Audio COBBA
VREF = Teg. referensi clock untuk IC RF HAGAR (sbg Frequency Synthetizer) dan untuk IC Audio COBBA (sbg Automatic Frequency Control) dlm mengatur RF Clock 26 Mhz.
VXO = Voltage Xtal Oscillator, tegangan utk IC Crystal 26 Mhz
PURX = Power Up Reset -> Signal Reset utk CPU dari CCONT utk mulai bekerja.168050

Langkah-langkah Pengukuran :

1. Setelah Persiapan Pengukuran sdh dilakukan, maka siapkan Multitester. (Bila ada yg belum mengerti cara penggunaan, bisa baca petunjuknya lebih lanjut di sini : http://www.forum-handphone.com/mengenal-dan-menggunakan-alat-alat-serivce-hardware/1594-petunjuk-penggunaan-multitester-digital.html

2. Putar Skala Multitester ke DC Volt 20

3. Tempel Kabel hitam ke Ground. Dan Kabel Merah ke kaki saklar On/Off +, (bagian bawah). Baca tegangannya, hrs menunjukkan angka >3,6V. Dan jika saklar ditekan hasilnya harus 0 V. Jika tdk ada teg. Power On, HP tdk bisa hidup, namun jika dicharge akan muncul gambar battere sdg dicharge, solusinya cek Ccont, R118(resistor Power On) dan jalur Power On (Batt --> Ccont kaki E4 --> Switch on/off.

4. Kabel merah pindah ke C152, tekan On/Off, maka hasil nya harus 2,8 VXO, Jika VXO tdk keluar, otomatis HP akan matot, karena Crystal tdk bekerja mengeluarkan frekuensi 26 Mhz utk IC RF, yg nantinya oleh HAGAR akan dibagi 2 menjadi 13 Mhz dan akan dikirim ke CPU, sebagai RF Clock. maka dari itu cek CCONT, jika VXO tdk muncul.

5. Kbl Merah ke C107, VBB = 2,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, cek CCONTnya.

6. Kbl merah ke C108, VCP = 5V, jika tdk keluar, HP akan No Signal, manual searching lsg No network dlm waktu singkat. Cek CCONT.

7. Kbl merah ke C140, VCore = 1,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, karena CPU tdk akan bekerja, oleh karena itu cek CCONTnya. Bila Vcore <1,0V ada kemungkinan bisa dari CPU short, atau CCONT lemah.

8. Kbl merah ke C133, VCobba = 2,8 V, jika tdk keluar, HP akan muncul "Contact Service" dan di info di UFS COBBA s/n = 000000, karena Cobba tdk dpt bekerja akibat tdk ada tegangan. solusinya cek CCONT.

9. Kbl merah ke C106, VRef = 1,5V, jika tdk keluar, gejala pd HP No Network, karena teg. referensi utk IC HAGAR tdk ada. Solusinya cek CCONT.

10. Kbl Merah ke J227, PURX =2,8V (Joint 227 = sambungan ke kaki B13 CPU), Jika PURX tdk keluar, maka HP akan matot, karena CPU tdk mendapat Signal Power Up Reset dari CCONT.

Setelah semua teg. keluar pertanda CCONT dalam hal ini berfungsi sbg Regulator (Pembagi tegangan) telah berfungsi dengan baik. Fungsi lainnya dari CCONT sbg Penguat frekuensi Sleep Clock dari 32 Khz crystal yg dpt diukur dgn Frequency Counter. Juga tugas lainnya sbg PWM (Power Management) pengontrol Charging, Tegangan SIM card, dll.